Hubungan Inflasi Dengan Kegiatan Ekonomi
A. Inflasi
Secara sederhana inflasi
diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus.
Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi
kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang
lainnya. Secara lebih rinci dalam ilmu ekonomi, inflasi dapat
diartikan sebagai suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi,
sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.Kebalikan
dari inflasi disebut deflasi.
Inflasi
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan(tekanan) produksi
dan/atau distribusi (kurangnya produksi (product or service) dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab pertama lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan
untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiscal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi
tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu
perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas
yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor produksi
itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan
dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimanana biasanya lebih disebabkan
oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya
likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama
tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan
suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sektor
industri keuangan.
Inflasi
desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk
menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu
kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama
dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini faktor infrastruktur
memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya
biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan
harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS
akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.
Indikator yang sering
digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).
Perubahan IHK dari waktu ke waktu menunjukkan pergerakan harga dari paket
barang dan jasa yang dikonsumsi masyarakat. Sejak Juli 2008, paket barang dan jasa
dalam keranjang IHK telah dilakukan atas dasar Survei Biaya Hidup (SBH) Tahun
2007 yang dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Kemudian, BPS akan
memonitor perkembangan harga dari barang dan jasa tersebut secara bulanan
di beberapa kota, di pasar tradisional dan modern terhadap beberapa
jenis barang/jasa di setiap kota.
Indikator inflasi lainnya berdasarkan international
best practice antara lain:
- Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan
Besar dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara
penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar berikutnya
dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.
- Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan
pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang
diproduksi di dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan
membagi PDB atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.
Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan
ke dalam 7 kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of
individual consumption by purpose - COICOP), yaitu :
- Kelompok
Bahan Makanan
- Kelompok
Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau
- Kelompok
Perumahan
- Kelompok
Sandang
- Kelompok
Kesehatan
- Kelompok
Pendidikan dan Olah Raga
- Kelompok
Transportasi dan Komunikasi.
Berikut adalah penggolongan Inflasi :
1.
Berdasarkan
Parah Tidaknya Inflasi
a .Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
b. Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)
c. Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
d. Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
a .Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
b. Inflasi Sedang (antara 10-30% setahun)
c. Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
d. Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
2.
Berdasar
Sebab musabab awal dari Inflasi
a. Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
b. Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
a. Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat
b. Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
3. Berdasar asal dari inflasi
a. Domestic Inflatuon, Inflasi yang berasal dari dalam negeri
b. Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri
a. Domestic Inflatuon, Inflasi yang berasal dari dalam negeri
b. Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri
B.
Kegiatan
Ekonomi
Setiap
kegiatan yang dilakukan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya,
dinamakan kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu: produksi, distribusi, dan konsumsi.
Pengertian Konsumsi
Dalam
kegiatan tertentu kita pasti sering mendengar istilah konsumsi,. Konsumsi
mempunyai pengertian kegiatan mengurangi atau menghabiskan nilai guna atau
manfaat suatu barang atau jasa. Dari pengertian tersebut tentu kalian akan
menjawab pertanyaan berikut ini. “Apakah menonton televisi termasuk kegiatan
konsumsi?” Agar mudah membedakan apakah suatu kegiatan merupakan kegiatan konsumsi
atau bukan, maka kita harus memahami ciri-ciri kegiatan konsumsi ialah barang
yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi, ditujukan
langsung untuk memenuhi kebutuhan dan barang yang dipergunakan akan habis atau
berkurang. Dari ciri-ciri kegiatan konsumsi di atas dapatlah disimpulkan bahwa
konsumsi ialah kegiatan untuk mengurangi atau menghabiskan nilai guna suatu
barang/jasa. Pelaku kegiatan konsumsi dinamakan konsumen.
Tujuan dan Perilaku Konsumen
Dalam
kegiatan ekonomi seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi mempunyai
beberapa tujuan. Terdapat empat tujuan kegiatan konsumsi dan ini juga merupakan
pola perilaku dari konsumen yaitu:
a.
Mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap
Setiap orang yang melakukan
konsumsi akan mengurangi nilai guna barang atau jasa tersebut secara bertahap.
Sebagai contohnya ialah seperti memakai pakaian, kendaraan dan sepatu.
b. Menghabiskan nilai guna barang sekaligus
Konsumen juga dapat menghabiskan
nilai guna barang sekaligus. Sebagai contoh adalah makan dan minum.
c. Memuaskan kebutuhan secara fisik
Seseorang melakukan konsumsi bertujuan untuk
mencukupi kebutuhan mereka secara fisik. Kebutuhan tersebut telah dijelaskan
pada pembahasan bab sebelumnya. Contohnya ialah mengenakan pakaian yang bagus
agar penampilannya bertambah baik.
d. Memuaskan kebutuhan rohani
Tidak hanya kebutuhan secara fisik saja tujuan
seorang konsumen melakukan kegiatan konsumsi akan tetapi juga untuk memuaskan
kebutuhan rohani seperti contohnya ialah membeli kitab suci untuk kebutuhan
religiusitas/ rohaninya. Agar dapat
melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai barang atau jasa untuk dikonsumsi
yang dapat diperoleh dengan menggunakan alat tukar berupa uang. Banyaknya
barang yang dikonsumsi tergantung banyaknya barang yang tersedia di masyarakat
serta harga barang tersebut. Oleh karena itu, besarnya konsumsi seseorang akan
dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
1.
kemampuan masyarakat dalam menyediakan
barang-barang konsumsi.
2.
besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia
untuk dibelanjakan.
3.
tingkat
harga barang-barang.
Di samping ketiga
faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan
intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta adanya barang
substitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya, akan cenderung
semakin besar jumlah konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya
barang substitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi barang
yang disubstitusi. Besarnya konsumsi masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat)
mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat tersebut, artinya makin tinggi
tingkat konsumsi masyarakat, berarti makin tinggi pula tingkat kemakmurannya.
Pengertian Produksi
Dalam pengertian
sederhana, produksi berarti kegiatan menghasilkan barang/ jasa. Produksi adalah
kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang/jasa. Pelaku
kegiatan produksi disebut produsen. Contohnya ialah: kapas diolah menjadi
benang, benang menjadi kain, ban mobil bekas dijadikan sandal atau pot bunga.
Tujuan Produksi dan Perilaku Produsen
Dari pengertian
tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan dan memengaruhi
perilaku produsen yang meliputi:
a. Menghasilkan barang atau jasa
Sangat jelas jika tujuan kegiatan produksi
adalah menghasilkan barang atau jasa dengan menciptakan barang/jasa baru
melalui proses produksi oleh produsen.
b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
Sebuah perusahaan/industri memproduksi
suatu barang bertujuan untuk meningkatkan nilai guna barang itu sendiri, di
mana sebelumnya barang tersebut belum/kurang berguna tetapi sesudah melalui
proses produksi nilai guna dari barang tersebut menjadi lebih tinggi.
c. Meningkatkan kemakmuran masyarakat
Tujuan dari proses produksi diharapkan
dapat menghasilkan produk yang nantinya dapat mendatangkan keuntungan (profit
oriented) yang nantinya kemakmuran masyarakat akan meningkat karena masyarakat
akan memperoleh keuntungan dengan memproduksi suatu barag/jasa.
d. Meningkatkan keuntungan
Dengan memproduksi barang dan jasa
diharapkan dapat meningkatkan keuntungan industri/perusahaan tersebut.
e. Memperluas lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah memiliki
skala produksi yang besar dan diminati/laku pasar maka dapatlah dipastikan
bahwa perusahaan tersebut akan semakin besar sehingga dapat memperluas lapangan
usaha.
f. Menjaga kesinambungan usaha
perusahaan
Tujuan berikutnya adalah untuk menjaga
kesinambungan usaha perusahaan sehingga perusahaan tersebut dapat terus
berjalan baik dalam memperoleh faktor-faktor produksi, memproduksi barang dan
jasa serta menjualnya ke pasar untuk mendapatkan keuntungan. Berdasarkan pengertian
dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia berusaha apa yang merupakan
kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik atau mendekati kemakmuran.
Pengertian distribusi
Anda tentu sudah pernah melihat seseorang yang membawa barang tertentu untuk ditawarkan kepada pembeli, contoh seperti tukang sayur, tukang bakso dan tukang sate. Kegiatan yang dilakukan oleh orang-orang tersebut merupakan kegiatan distribusi. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan dapat
disimpulkan bahwa distribusi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menyalurkan barang dan/atau jasa dari produsen ke konsumen. Orang yang
melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Ada tiga jenis saluran distribusi, yaitu:
a.
Saluran distribusi langsung
Produsen > Konsumen
Contoh: petani sayur menjual sayuran di
pasar.
b.
Saluran distribusi semi langsung
Produsen > Perantara > Konsumen
Contoh: Penerbit buku menjual bukunya
melalui sales.
c.
Saluran distribusi tidak langsung
Produsen > Pedagang Besar > Pedagang Kecil >
Pedagang Eceran > Konsumen.
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui pedagang barang elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau perwakilan dagang pabrik televisi tersebut.
Contoh: Pabrik televisi menjual televisi kepada konsumen melalui pedagang barang elektronik yang mengambil/membeli dari agen atau perwakilan dagang pabrik televisi tersebut.
Fungsi Distribusi Pokok
Yang dimaksud dengan
fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam
hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:
1. Pengangkutan (Transportasi)
2. Penjualan (Selling)
3. Pembelian (Buying)
4. Penyimpanan (Stooring)
5.
Pembakuan
Standar Kualitas Barang
6. Penanggung Risiko
Saluran Distribusi
Pengertian dari saluran
distribusi atau perantara distribusi adalah orang atau lembaga yang kegiatannya
menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan konsumen dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan. Saluran distribusi dapat kita bedakan menjadi dua
golongan lembaga distribusi, yaitu pedagang dan perantara khusus.
1) Pedagang
Pengertian pedagang adalah seseorang atau
lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah bentuk dan
tanggung jawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Pedagang
dibedakan menjadi:
2) Perantara Khusus
Sama halnya dengan pedagang, kegiatan
perantara khusus juga menyalurkan barang dari produsen sampai ke tangan
konsumen. Bedanya perantara khusus tidak bertanggung jawab penuh atas barang
yang tidak laku terjual.
C.
Hubungan Inflasi dan Kegiatan Ekonomi.
Inflasi dan kegiatan ekonomi sangat saling berkaitan. Inflasi dapat menyebabkan perubahan
pendapatan masyarakat. Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan.
Pada beberapa kondisi (kondisi infasi ringan), inflasi dapat menjadi
suatu pendorong dalam parkembangan ekonomi. Inflasi dapat mendorong para
pengusaha untuk memperluas produksinya. Dengan demikian, akan tumbuh kesempatan
kerja baru sekaligus bertambahnya pendapatan seseorang. Namun, bagi masyarakat
yang berpenghasilan tetap, Inflasiakan menyebabkan mereka
mengalami kerugian karena penghasilan yang tetap itu jika ditukarkan dengan
barang dan jasa akan semakin sedikit. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
ilustrasi berikut! Sebelum infiasi, orang yang menerima penghasilan Rp 100.000
dapat membeli 100 kg beras seharga Rp 1000,00 per kg. Karna inflasi, maka harga
beras yang semula naik, menjadi Rp 1.250,00 per kg. Oleh karena nilai beli uang
Rp 100.000,00 jika ditukarkan dengan beras kini hanya menjadi 80 kg. Dari
ilustrasi tersebut, diketahui ada penurunan nilai tukar sebesar 20 kg (100 kg —
80 kg). Sebaliknya, orang yang berutang akan beruntung. Anggaplah seorang
petani mempunyai utang Rp100.000,00. Sebelum Inflasi, petani itu harus menjual
beras 100 kg untuk membayar utangnya. Tetapi setelah inflasi harga beras
menjadi Rp 1.250,00 per kg, sehingga petani tersebut cukup menjual 80 kg untuk
membayar utangnnya sebesar Rp 100.000,00.
Apabila inflasi terjadi
ringan, akan meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Orang yang mengandalkan pendapatan
berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan
adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di perusahaan
dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Bagi orang yang
meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena pada saat
pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada
saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika
dibandingkan pada saat peminjaman. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila
pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal
ini terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar).
Pada
keadaan Inflasi, daya saing untuk barang ekspor berkurang. Berkurangnya daya
saing terjadi karena harga barang ekspor yang semakin mahal yang tidak
diimbangi dengan kanaikan taraf kualitasnya. Hal itu dapat menyulitkan para
eksportir dan negara. Dan negara pun mengalami kerugian karena daya saing
barang ekspor berkurang, yang mengakibatkan jumlah penjualan berkurang. Dan
jumlah Devisa yang diperoleh oleh negara juga semakin kecil.
Pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan
perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung,
atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta
serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga
hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang
memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang
pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang
pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inflasi juga
menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun.
Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga,
nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha dan
investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
Inflasi
Indonesia Menurut Kelompok Komoditi,
|
2006,
2007, Januari-Mei 2008 (2002=100), Juni-Desember 2008 (2007=100), 2009, 2010,
2011, April 2012 (2007=100)
|
Tahun/Bulan
|
Bahan Makanan
|
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau
|
Perumahan, Air, Listrik, Gas, dan Bahan Bakar
|
Sandang
|
Kesehatan
|
Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga
|
Transpor, Komunikasi, dan Jasa Keuangan
|
Indeks Umum
|
|||
2012
|
|
0.9
|
2.09
|
1.26
|
0.83
|
1.04
|
0.36
|
0.61
|
1.09
|
||
|
April
|
0.12
|
0.62
|
0.24
|
-0.46
|
0.23
|
0.06
|
0.21
|
0.21
|
||
|
Maret
|
-0.33
|
0.46
|
0.2
|
0.15
|
0.16
|
0.07
|
0.1
|
0.07
|
||
|
Februari
|
-0.73
|
0.34
|
0.27
|
1.22
|
0.15
|
0.08
|
0.06
|
0.05
|
||
|
Januari
|
1.85
|
0.65
|
0.54
|
-0.08
|
0.51
|
0.15
|
0.23
|
0.76
|
||
2011
|
|
3.64
|
4.51
|
3.47
|
7.57
|
4.26
|
5.16
|
1.92
|
3.79
|
||
|
Desember
|
1.62
|
0.50
|
0.28
|
0.20
|
0.17
|
0.07
|
0.14
|
0.57
|
||
|
November
|
0.59
|
0.20
|
0.22
|
1.36
|
0.17
|
0.04
|
0.13
|
0.34
|
||
|
Oktober
|
-0,35
|
0,26
|
0,20
|
-1,26
|
0,26
|
0,30
|
-0,41
|
-0,12
|
||
|
September
|
-0.09
|
0.48
|
0.26
|
0.97
|
0.22
|
0.54
|
0.18
|
0.27
|
||
|
Agustus
|
1.07
|
0.46
|
0.33
|
3.07
|
0.26
|
2.14
|
0.8
|
0.93
|
||
|
Juli
|
1.84
|
0.42
|
0.19
|
0.62
|
0.27
|
0.97
|
0.17
|
0.67
|
||
|
Juni
|
1.27
|
0.41
|
0.3
|
0.57
|
0.41
|
0.18
|
0.15
|
0.55
|
||
|
Mei
|
-0.28
|
0.22
|
0.25
|
0.64
|
0.5
|
0.03
|
0.14
|
0.12
|
||
|
April
|
-1.9
|
0.2
|
0.21
|
0.75
|
0.38
|
0.08
|
0.07
|
-0.31
|
||
|
Maret
|
-1.94
|
0.32
|
0.29
|
0.38
|
0.38
|
0.17
|
0.08
|
-0.32
|
||
|
Februari
|
-0.33
|
0.47
|
0.4
|
-0.08
|
0.69
|
0.13
|
0.15
|
0.13
|
||
|
Januari
|
2.21
|
0.49
|
0.48
|
0.15
|
0.47
|
0.42
|
0.31
|
0.89
|
||
2010
|
|
15.64
|
6.96
|
4.08
|
6.51
|
2.19
|
3.29
|
2.69
|
6.96
|
||
|
Desember
|
2.81
|
0.36
|
0.21
|
1.08
|
0.16
|
0.07
|
0.25
|
0.92
|
||
|
November
|
1.49
|
0.46
|
0.25
|
0.89
|
0.09
|
0.08
|
0.01
|
0.6
|
||
|
Oktober
|
-0.85
|
0.48
|
0.36
|
1.73
|
0.24
|
0.44
|
-0.57
|
0.06
|
||
|
September
|
0.44
|
0.52
|
0.25
|
1.08
|
0.23
|
0.26
|
0.57
|
0.44
|
||
|
Agustus
|
0.47
|
0.67
|
1.59
|
0.06
|
0.27
|
1.27
|
0.36
|
0.76
|
||
|
Juli
|
4.69
|
0.65
|
0.26
|
-0.09
|
0.27
|
0.86
|
1.51
|
1.57
|
||
|
Juni
|
3.2
|
0.41
|
0.23
|
0.93
|
0.06
|
0.06
|
0.15
|
0.97
|
||
|
Mei
|
0.49
|
0.34
|
0.09
|
1.19
|
0.11
|
0.02
|
0.02
|
0.29
|
||
|
April
|
0.33
|
0.24
|
0.1
|
0.14
|
0.17
|
0.01
|
0.04
|
0.15
|
||
|
Maret
|
-0.91
|
0.28
|
0.13
|
0.01
|
0.25
|
0.02
|
0.07
|
-0.14
|
||
|
Februari
|
0.86
|
0.4
|
0.2
|
-0.47
|
0.18
|
0.07
|
0.11
|
0.3
|
||
|
Januari
|
1.73
|
1.93
|
0.34
|
-0.2
|
0.15
|
0.1
|
0.16
|
0.84
|
||
2009
|
|
3.88
|
7.81
|
1.83
|
6
|
3.89
|
3.89
|
-3.67
|
2.78
|
||
|
Desember
|
-0.13
|
0.93
|
0.28
|
0.95
|
0.2
|
0.01
|
0.35
|
0.33
|
||
|
November
|
-0.82
|
0.26
|
0.15
|
0.98
|
0.19
|
0.13
|
-0.08
|
-0.03
|
||
|
Oktober
|
0.28
|
0.7
|
0.24
|
0.37
|
0.2
|
0.34
|
-0.71
|
0.19
|
||
|
September
|
2.43
|
1.08
|
0.18
|
1.28
|
0.29
|
0.43
|
0.89
|
1.05
|
||
|
Agustus
|
1.29
|
0.73
|
0.21
|
0.01
|
0.35
|
1.26
|
-0.02
|
0.56
|
||
|
Juli
|
1.14
|
0.29
|
0.08
|
-0.23
|
0.13
|
1.21
|
0.28
|
0.45
|
||
|
Juni
|
-0.18
|
0.29
|
0.04
|
0.3
|
0.23
|
0.09
|
0.25
|
0.11
|
||
|
Mei
|
-0.25
|
0.48
|
0.09
|
-0.48
|
0.62
|
0.07
|
0
|
0.04
|
||
|
April
|
-1.33
|
0.4
|
0.12
|
-1.7
|
0.34
|
0.05
|
0.07
|
-0.31
|
||
|
Maret
|
-0.26
|
0.52
|
0.2
|
1.02
|
0.73
|
0.06
|
0.25
|
0.22
|
||
|
Februari
|
0.95
|
0.91
|
0.28
|
2.85
|
0.17
|
0.04
|
-2.43
|
0.21
|
||
|
Januari
|
0.76
|
0.95
|
-0.06
|
0.55
|
0.37
|
0.12
|
-2.53
|
-0.07
|
||
2008
|
|
16.35
|
12.53
|
10.92
|
7.33
|
7.96
|
6.66
|
7.49
|
11.06
|
||
|
Desember
|
0.57
|
0.52
|
0.52
|
1.13
|
0.21
|
0.16
|
-2.74
|
-0.04
|
||
|
November
|
-0.67
|
1.13
|
0.23
|
0.72
|
0.37
|
0.26
|
-0.31
|
0.12
|
||
|
Oktober
|
0.71
|
0.77
|
0.24
|
0.71
|
0.52
|
0.39
|
0.1
|
0.45
|
||
|
September
|
1.9
|
0.94
|
1.22
|
0.5
|
0.36
|
0.63
|
0.22
|
0.97
|
||
|
Agustus
|
0.94
|
0.59
|
0.53
|
-0.53
|
0.56
|
1.36
|
-0.01
|
0.51
|
||
|
Juli
|
1.85
|
1.07
|
1.8
|
0.81
|
0.71
|
1.74
|
0.71
|
1.37
|
||
|
Juni
|
1.28
|
1.33
|
1.14
|
0.49
|
0.83
|
0.44
|
8.72
|
2.46
|
||
|
Mei
|
1.72
|
0.86
|
1.58
|
-0.16
|
0.69
|
0.37
|
2.23
|
1.41
|
||
|
April
|
0.55
|
0.86
|
1.62
|
-0.27
|
1.88
|
0.13
|
-1.18
|
0.57
|
||
|
Maret
|
1.44
|
1.08
|
0.99
|
1.17
|
0.69
|
0.09
|
0.11
|
0.95
|
||
|
Februari
|
1.59
|
0.88
|
-0.01
|
0.76
|
1.56
|
0.04
|
0.02
|
0.65
|
||
|
Januari
|
2.77
|
2.02
|
1.8
|
2.31
|
0.72
|
0.01
|
0.24
|
1.77
|
||
2007
|
|
11.26
|
6.41
|
4.88
|
8.42
|
4.31
|
8.83
|
1.25
|
6.59
|
||
|
Desember
|
2.47
|
0.91
|
0.63
|
0.99
|
0.41
|
0.12
|
0.22
|
1.1
|
||
|
November
|
0.04
|
0.43
|
0.12
|
1.66
|
0.26
|
0.11
|
-0.27
|
0.18
|
||
|
Oktober
|
1.87
|
0.51
|
0.21
|
2.05
|
0.45
|
0.21
|
0.47
|
0.79
|
||
|
September
|
1.81
|
0.45
|
0.18
|
1.22
|
0.44
|
1.7
|
0.07
|
0.8
|
||
|
Agustus
|
0.79
|
0.48
|
0.77
|
0.49
|
0.24
|
3.18
|
0.04
|
0.75
|
||
|
Juli
|
1.35
|
0.4
|
0.32
|
0.61
|
0.35
|
2.89
|
0.05
|
0.72
|
||
|
Juni
|
0.47
|
0.33
|
0.13
|
-0.43
|
0.22
|
0.03
|
0.11
|
0.23
|
||
|
Mei
|
-0.39
|
0.47
|
0.35
|
0.21
|
0.18
|
0.01
|
0.13
|
0.1
|
||
|
April
|
-1.3
|
0.38
|
0.26
|
0.61
|
0.32
|
-0.03
|
0.22
|
-0.16
|
||
|
Maret
|
0.16
|
0.36
|
0.29
|
0.41
|
0.2
|
0.03
|
0.09
|
0.24
|
||
|
Februari
|
0.84
|
0.65
|
0.8
|
0.56
|
0.64
|
0.23
|
0.03
|
0.62
|
||
|
Januari
|
2.68
|
0.87
|
0.71
|
-0.25
|
0.54
|
0.1
|
0.1
|
1.04
|
||
2006
|
|
12.94
|
6.36
|
4.83
|
6.84
|
5.87
|
8.13
|
1.02
|
6.6
|
||
|
Desember
|
3.12
|
1.11
|
0.74
|
0.13
|
1.05
|
0.07
|
0.1
|
1.21
|
||
|
November
|
0.65
|
0.47
|
0.29
|
0.7
|
0.42
|
0.03
|
-0.21
|
0.34
|
||
|
Oktober
|
2.17
|
0.64
|
0.26
|
1
|
0.29
|
0.1
|
0.46
|
0.86
|
||
|
September
|
0.62
|
0.13
|
0.28
|
-0.13
|
0.31
|
1.84
|
-0.01
|
0.38
|
||
|
Agustus
|
-0.34
|
0.35
|
0.3
|
0.35
|
0.33
|
4.77
|
0.01
|
0.33
|
||
|
Juli
|
0.99
|
0.31
|
0.21
|
0.36
|
0.06
|
0.69
|
0.08
|
0.45
|
||
|
Juni
|
1.12
|
0.26
|
0.32
|
-0.08
|
0.27
|
0.25
|
0.1
|
0.45
|
||
|
Mei
|
0.28
|
0.3
|
0.3
|
2.03
|
0.57
|
0.07
|
0.17
|
0.37
|
||
|
April
|
-0.85
|
0.43
|
0.42
|
0.7
|
0.58
|
0.09
|
0.07
|
0.05
|
||
|
Maret
|
-0.88
|
0.58
|
0.36
|
0.15
|
0.39
|
0.12
|
0.13
|
0.03
|
||
|
Februari
|
1.18
|
0.65
|
0.55
|
0.72
|
0.4
|
-0.28
|
0.16
|
0.58
|
||
|
Januari
|
4.29
|
0.94
|
0.7
|
0.73
|
1.06
|
0.2
|
-0.05
|
1.36
|
||
Untuk
memudahkan pembacaan maka berikut adalah tampilan inflasi secara umum
yang di lampirkan bersama besaran IHK untuk lima tahu terakhir (2007-2012)
Data Tabel Inflasi
Indonesia 2007 - 2012
BULAN
|
TAHUN 2007
|
TAHUN 2008
|
TAHUN 2009
|
TAHUN 2010
|
TAHUN 2011
|
TAHUN 2012
|
|||||||
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
IHK
|
INFLASI
|
||
Jan
|
147.41
|
1.04
|
158.26
|
1.77
|
113.78
|
-0.07
|
118.01
|
0.84
|
126.29
|
0.89
|
130.9
|
0.76
|
|
Feb
|
148.32
|
0.62
|
159.29
|
0.65
|
114.02
|
0.21
|
118.36
|
0.3
|
126.46
|
0.13
|
130.96
|
0.05
|
|
Mar
|
148.67
|
0.24
|
160.81
|
0.95
|
114.27
|
0.22
|
118.19
|
-0.14
|
126.05
|
-0.32
|
131.05
|
0.07
|
|
Apr
|
148.43
|
-0.16
|
161.73
|
0.57
|
113.92
|
-0.31
|
118.37
|
0.15
|
125.66
|
-0.31
|
131.32
|
0.21
|
|
Mei
|
148.58
|
0.1
|
164.01
|
1.41
|
113.97
|
0.04
|
118.71
|
0.29
|
125.81
|
0.12
|
N.A
|
N.A
|
|
Jun
|
148.92
|
0.23
|
110.08
|
2.46
|
114.1
|
0.11
|
119.86
|
0.97
|
126.5
|
0.55
|
N.A
|
N.A
|
|
Jul
|
149.99
|
0.72
|
111.59
|
1.37
|
114.61
|
0.45
|
121.74
|
1.57
|
127.35
|
0.67
|
N.A
|
N.A
|
|
Agt
|
151.11
|
0.75
|
112.16
|
0.51
|
115.25
|
0.56
|
122.67
|
0.76
|
128.54
|
0.93
|
N.A
|
N.A
|
|
Sep
|
152.32
|
0.8
|
113.25
|
0.97
|
116.46
|
1.05
|
123.21
|
0.44
|
128.89
|
0.27
|
N.A
|
N.A
|
|
Okt
|
153.53
|
0.79
|
113.76
|
0.45
|
116.68
|
0.19
|
123.29
|
0.06
|
128.74
|
-0.12
|
N.A
|
N.A
|
|
Nov
|
153.81
|
0.18
|
113.9
|
0.12
|
116.65
|
-0.03
|
124.03
|
0.6
|
129.18
|
0.34
|
N.A
|
N.A
|
|
Des
|
155.5
|
1.1
|
113.86
|
-0.04
|
117.03
|
0.33
|
125.17
|
0.92
|
129.91
|
0.57
|
N.A
|
N.A
|
|
Tahunan
|
|
6.59
|
|
11.06
|
|
2.78
|
|
6.96
|
|
3.79
|
|
1.09
|
|
Berikut adalah keterangan dan analisis sederhana
table di atas :
Pada tahun 2007 kita
dapat melihat terjadinya inflasi ringan sebesar 6,5 %. Seperti yang di jelaskan
di atas Apabila inflasi itu ringan, justru
mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk
bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Kemudian pada tahun 2008 terlihat
kenaikan inflasi yang cukup siknifikan sebesar 11,06 % namun ini masih berada
pada inflasi sedang, besaran inflasi seperti ini masih bisa dikatakan normal,
produsen maasih bisa menyesuaikan diri dengan keadaan . Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat
inflasi.. pada tahun 2009 indonesia berhasil menurunkan inflasi hingga
berada pada angka 2,78%. seperti halnya pada tahun 2007, pada tahun 2009
terjadi inflasi ringan yang akan mendorong berjalannya kegiatan ekonomi yang lebih
baik. Pada
tahun 2010 terjadi kenaikan lagi apabila
dibandingkan dengan tahun 2009 yaitu
berkisar pada angka 6.96 %. Keadaan ini tidak akan jauh berbeda dengan keadaan
di tahun 2007. Dengan kenaikan ini maka akan ada upaya untuk kembali menurunkan
inflasi dan pada tahun 2011, terlihat bahwa upaya itu berhasil dan dapat kita
lihat inflasi turun menjadi 3.79 %, kemudian penurunan ini berlanjut ke tahun 2012 dengan perhitungan inflasi mulai
januari hingga april sebesar 1,09 %.
Dari
semua keterangan di atas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa secara ringkas
inflasi memiliki dampak sebagai berikut :
1. Dampak positif:
a. Peredaran / perputaran barang
lebih cepat.
b. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
c. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
d. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
b. Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
c. Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
d. Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikanpendapatan kecil.
2. Dampak Negatif:
a. Harga barang-barang dan jasa
naik.
b. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
c. Menimbulkan tindakan spekulasi.
d. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
e. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
b. Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
c. Menimbulkan tindakan spekulasi.
d. Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
e. Kesadaran menabung masyarakat berkurang.
Grafik IHK dan Inflasi Bulanan 2007 - 2012
Grafik Inflasi Tahunan 2007 - 2012
Secara
lebih spesifik hubungan inflasi dengan kegiatan ekonomi adalah sebagai :
1.
Kegiatan Produksi
Bila antara kegiatan ekonomi yang
diantarannya ialh suatu pekerjaan ataupun kegiatan yang bertujuan untuk
menghasilkan barang dan jasa,contohnya kegiatan produksi seperti membuat tas
,pempek palembang ,untuk dijual atau menawarkan jasa tukang cukur rambut
dibawah poho bila kita hubungkan dengan ionflasi yang terjadi disuatu negara
sebut saja indonesia tentu saja hal tersebut akan menghambat proses produksi
yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan ataupun bpara pelaku kegiatan ekonomi
tersebut dan membuat keadaan serta situasi semakin tidak terkendali dengan
peredaran uang yang semakin tidak stabil dikalangan masyarakat karena nilai
dari uang itu sendiri yang berkurang.
2.
Kegiatan
distribusi
Kegiatan distribusi ialaha suatu
pekerjaan atau kegiatan yang menyalurkan produk barang atau jasa dari seorang
produsen kepada seorang konsumen dengan berbagai teknik dan cara.pihak yang
melakukan distribusi adalah distributor contoh kegiatan distributor ialah agen
koran,agen tenaga kerja dan lainnya bila hal ini kita kaitkan pada laju inflasi
yang semakin hari semakin meningkat makaa ini semua akan berpengaruh pada
tinggkat penghasilan yang akan mereka dapatkan.
3.
Kegiatan
konsumsi.
Kegiatan konsumsi adalah pekerjann
atau kegiatan yanga memakai atau menggunakan suatu produk barang atau jasa yang
dproduksi atau dibuat oleh produsen,contohnya
kegiatan konsumsi adalah seperti makandiwarteg,berobat kedokter,dll bila
hal ini kita kaitkan dengan meningkatnya inflasi maka biaya produksi yang
semakin meningkat dan peminat konsumen dalam mengkonsumsi makanan semakin hari
semakin berkurang maka hal ini akan membuat rugi siprodusen dan tentu saja para
konsumen tidak akan menggunakan uangnya untuk kegiatan mengkonsumsi karena ia
lebih tertarik dengan kegiatan untuk menabung uangnya kebank(terpengaruh oleh
iklan ayo menabung).
Penetapan Target Inflasi
Target atau sasaran inflasi
merupakan tingkat inflasi yang harus dicapai oleh Bank Indonesia, berkoordinasi
dengan Pemerintah. Penetapan sasaran inflasi berdasarkan UU mengenai Bank
Indonesia dilakukan oleh Pemerintah. Dalam Nota Kesepahaman antara Pemerintah dan
Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan untuk tiga tahun ke depan melalui
Peraturan Menteri Keuangan (PMK). Berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010 sasaran
inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk periode 2010 – 2012,
masing-masing sebesar 5,0%, 5,0%, dan 4,5% dengan deviasi ±1%.
Sasaran inflasi tersebut diharapkan
dapat menjadi acuan bagi pelaku usaha dan masyarakat dalam melakukan kegiatan
ekonominya ke depan sehingga tingkat inflasi dapat diturunkan pada tingkat yang
rendah dan stabil. Pemerintah dan Bank Indonesia akan senantiasa berkomitmen
untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan tersebut melalui koordinasi
kebijakan yang konsisten dengan sasaran inflasi tersebut. Salah satu upaya
pengendalian inflasi menuju inflasi yang rendah dan stabil adalah dengan
membentuk dan mengarahkan ekspektasi inflasi masyarakat agar mengacu (anchor)
pada sasaran inflasi yang telah ditetapkan (Lihat Peraturan Menteri Keuangan
tentang sasaran inflasi 2010-2012)
Angka target atau sasaran inflasi
dapat dilihat pada web site Bank Indonesia atau web site instansi Pemerintah
lainnya seperti Departemen Keuangan, Kantor Menko Perekonomian, atau Bappenas.
Sebelum UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, sasaran inflasi ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Sementara setelah UU tersebut, dalam rangka meningkatkan
kredibilitas Bank Indonesia maka sasaran inflasi ditetapkan oleh Pemerintah.
Tabel
perbandingan Target Inflasi dan Aktual Inflasi 2007-2012
Tahun
|
Target
Inflasi
|
Inflasi
Aktual
(%, yoy) |
2007
|
6 +1%
|
6,59
|
2008
|
5 +1%
|
11,06
|
2009
|
4,5 +1%
|
2,78
|
2010*
|
5+1%
|
6,96
|
2011*
|
5+1%
|
3,79
|
2012*
|
4.5+1%
|
-
|
*)
berdasarkan PMK No.143/PMK.011/2010 tanggal 24 Agustus 2010
Sampai pembahasan dampak inflasi, maka kita dapat menyimpulkan
bahwa inflasi menyebabkan perubahan yang sangat luas terhadap kegiatan ekonomi
masyarakat. Jika dihubungkan dengan keadaan sekarang tentunya dengan mudah Anda
mendapatkan gejala-gejala negatif dari inflasi yang paling sederhana,
harga-harga naik secara menyeluruh. Apakah Anda merasakan dampak tersebut?
Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
Inflasi tentunya harus diatasi dan untuk mengatasinya dapat dilakukan pemerintah dengan cara melakukan beberapa kebijakan yang menyangkut bidang moneter, fiskal dan non moneter. Adapun penjelasan kebijakan tersebut akan diuraikan di bawah ini.
Kebijakan Moneter adalah kebijakan yang bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dengan cara mengubah jumlah uang yang beredar.
Penyebab inflasi diantara jumlah uang yang beredar terlalu banyak sehingga
dengan kebijakan ini diharapkan jumlah uang yang beredar dapat dikurangi menuju
kondisi normal. Untuk menjalankan kebijakan ini Bank Indonesia menjalankan
beberapa politik/kebijakan yaitu politik diskonto, politik pasar terbuka dan
menaikan cash ratio.
1) Politik Diskonto
ditujukan untuk menaikan tingkat bunga karena dengan bunga kredit tinggi maka
aktivitas ekonomi yang menggunakan dana pinjaman akan tertahan karena modal
pinjaman menjadi mahal.
2) Politik Pasar
Terbuka dilakukan dengan cara menawarkan surat berharga ke pasar modal. Dengan
cara ini diharapkan masyarakat membeli surat berharga tersebut seperti SBI yang
memiliki tingkat bunga tinggi, dan ini merupakan upaya agar uang yang beredar
di masyarakat mengalami penurunan jumlahnya.
3) Cash Ratio artinya
cadangan yang diwajibkan oleh Bank Sentral kepada bank-bank umum yang besarnya
tergantung kepada keputusan dari bank sentral/pemerintah. Dengan jalan menaikan
perbandingan antara uang yang beredar dengan uang yang mengendap di dalam kas
mengakibatkan kemampuan bank untuk menciptakan kredit berkurang sehingga jumlah
uang yang beredar akan berkurang.
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubugan dengan finansial
pemerintah. Bentuk kebijakan ini antara
lain:
1) Pengurangan
pengeluaran pemerintah, sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan.
2) Menaikkan pajak, akan mengakibatkan
penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang
menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif
tentunya berkurang.
Kebijakan Non-Moneter dapat dilakukan dengan cara menaikan hasil
produksi, kebijakan upah dan pengawasan harga dan distribusi barang.
1) Menaikan hasil
produksi, cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan
jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh
karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi)
kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras.
2) Kebijakan upah,
tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah
tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat
meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap
barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
3) Pengawasan harga dan
distribusi barang dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini
seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga
eceran tertinggi/HET). Pengendalian harga yang baik tidak akan berhasil tanpa
ada pengawasan. Pengawasan yang baik biasanya akan menimbulkan pasar gelap.
Untuk menghindari pasar gelap maka distribusi barang harus dapat dilakukan
dengan lancar, seperti yang dilakukan pemerintah melalui Bulog atau KUD.
oh begitu ya baru tau ane sob, menambah wawasan...
BalasHapusBlog na saya suka bisa menambah pengetahuan tapi bagus lagi d cantumkan referensinya atau daftar pustaka ,,
BalasHapus